My Story

Hadiri Kegiatan Pertemuan Ratusan Pengusaha Muslim Se-Eks Karesidenan Banyumas

Alhamdulillah tepat pada hari Sabtu kemarin(11/06), saya berkesempatan untuk bisa mengikuti kegiatan Truly Mega Muslimprenuer (TMMP) yang diikuti oleh sejumlah pengusaha muslim Se-Eks Karesidenan Banyumas. Kegiatan yang dipelopori oleh Aliansi Pengusaha Muslim (Assalim) ini dilaksanakan serentak di 80 kota diseluruh indonesia, sehingga kalau dihitung keseluruhannya kurang lebih ada 8 ribu pengusaha muslim yang hadir mengikuti kegiatan serupa.

Untuk wilayah Se-Eks Karesidenan Banyumas ini, kegiatan bertempat di Hotel Java Heritage Purwokerto dengan jumlah peserta kurang lebih ada sekitar seratus pengusaha muslim baik itu ada yang berasal dari Purbalingga, Wonosobo, Purwokerto, Cilacap, Banyumas, dan Kebumen.

Kegiatan yang dhadiri Ratusan Pengusaha Muslim dalam satu momen perasaan dan ukhuwah ini, diharapkan siap berkomitmen untuk Hijrah Bersama-sama menjadi Pengusaha Pejuang dan dapat menjadi momentum bangkitnya pengusaha muslim pejuang untuk meraih kemenangan. Terlebih lagi, kegiatan ini semakin menarik ketika dibersamai oleh para pembicara yang kompeten dan pakar di bidangnya. Diantara pembicaranya ada 5 orang yaitu : Muhammad Fuad, S.Pt; H.Dr. Anshori; Aries Indrianto, S.E. Sy., MIFP; H.Sugeng Indriyanto dan Mistam. 

Kegiatan TMMP ini merupakan kegiatan pertama kali saya ikuti, namun secara keseluruhan acaranya ini sangat bagus sekali. Dimana dalam acara ini, kita disuguhkan awal penyampaian pembicaranya itu terkait pengusaha yang pernah hidup dalam masa-masa kelam dan pernah terjerat dalam lingkaran hasil riba. Kemudian pembiacara selanjutnya itu menyampaikan perihal dosa dan pahala inventasi,  dimana kondisi inilah kita seperti dibuat takut untuk melihat bagaimana dosa apa saja yang pernah kita perbuat dan seberapa pahala yang sudah kita dapatkan. Diakhir sesi, kita diberikan motivasi tentang bagaimana sebaiknya dalam bersikap sebagai pengusaha muslim.

Lebib detailnya, saya akan mencoba mengulas sedikit apa yang saya dapatkan selama saya mengikuti acara ini dari mulai pagi hingga sore hari. Semoga dengan apa yang saya share ini bisa bermanfaat untuk kalian semua.

Sesi Pertama

Pada sesi ini, ada dua pembicara yaitu H. Sugeng Indriyanto dan Pak Mistam yang akan menceritakan terkait pengalaman hidupnya selama berbisnis. Dimulai dari Pak Mistam, beliau ini merupakan pengusaha kayu dan rumah makan yang berasal dari Banjarnegara. Beliau dulunya itu termasuk yang bisa dikatakan dalam menjalankan usahanya itu sangat lancar, bahkan ada banyak aset yang sudah didapatkan. Namun selama perjalanan dalam bisnisnya itu sempat terjerat hutang dibank dengan nominal milyaran. Kondisi itulah yang membuat pak mistam pada saat sempat pusing memikirkan hutang sebanyak itu dan berakibat harus menjual dua rumahnya, mobil dan aset berharga lainnya. Bahkan dengan dua rumah yang dijual itu, pak mistam harus memutuskan untuk tinggal di kios. Hal itu akhirnya dilakukan oleh beliau, agar bisa melepaskan dan meninggalkan harta yang sudah melekat dari harta hasil riba. Dari sinilah, beliau mulai berusaha bangkit dengan melakukan hijrah untuk memberikan jalan baru dalam kebaikan baik itu dari mulai bisnis, ngaji, dan berdakwah.

Pembicara berikutnya ada H. Sugeng Indriyanto, dimana beliau ini merupakan mantan pelaut dan sekarang menjadi Pengusa Property dan Petani Duren. Dikatakan, bahwa beliau ini semasa hidupnya Berpuluh-puluh tahun menjadi pelaut itu merasa seperti apa yang sudah didapatkan itu uangnya habis tidak tahu kemana dan merasa ada yang tidak berkah. Padahal, menjadi pelaut pada saat itu gajinya cukup besar yaitu dalam sehari digaji 400 dolar atau kalau sekarang dijadikan rupiah sekitar 6 juta dan satu bulan bisa meraup kurang lebih 180 juta. Gaji sebanyak itu harusnya sudah cukup untuk keperluan sehari-hari, namun beliau malah hutang kepada bank sekitar ratusan juta walaupun sebenarnya tidak butuh. Dilain sisi, beliau sempat dikatakan oleh seseorang akan gaji pelaut yang besar namun dengan hasil yang nol. Dari situlah, beliau menginstropeksi diri akan hal-hal yang merasa ada sangkut pautnya dengan hasil riba dan mencoba untuk hijrah dari mulai mengaji. Dari hasil mengaji itulah, beliau seakan merasa semakin banyak sekali yang tidak diketahui dan merasa bodoh dan pada saatnya beliau mulai berdakwah dengan menolong orang untuk berada dijalan kebenaran.

Sesi Kedua

Pembicara kedua ini oleh Ustadz Aries Indrianto, S.E. Sy., MIFP, dimana beliau ini merupakan Pembina Komunitas Hijarah dan Pengajar Ekonomi Keuangan Islam. Pada sesi ini beliau menyampaikan terkait “DOSA INVESTASI”, disinilah kita diajak untuk memahami apa saja dosa-dosa yang telah pernah kita lakukan semasa hidup dan bagaimana menghitung-hitung berapa poin dosa kita dari mulai baligh hingga sampai saat ini yang akhirnya nanti akan dipertanggungjawabkan di Yaumul Hisab. Dari pembicaraan inilah yang akhirnya menyadarkan semua peserta sedikit demi sedikit paham akan apa dosa yang sudah pernah dilakukan.

Kemudian Ustadz Aries menyampaikan, bahwasanya sebagai muslim pasti punya mimpi memiliki bisnis yang besar dan pendapatan yang melimpah. Namun, Apakah hal yang dilakukan itu sudah sesuai dengan syariah? Ibadah seseorang itu sudah rajin? Seberapa banyak sudah bersedekahkah orang itu? Dan apakah orang itu sudah pernah haji & umrah?. Hal inilah yang menjadi PR kita semua akan mimpi-mimpi yang kita inginkan itu sudah setara dengan apa yang sudah kita lakukan.

Ustadz Aries juga menyampaikan, ada tiga jenis dosa yaitu dosa karena kesalahan diri sendiri, dosa karena kesalahan pada orang lain, dan dosa karena kesalahan orang lain. Kalau dosa karena kesalahan sendiri, mungkin bisa kita lakukan dengan cara bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Namun apabila dosa itu karena kesalahan pada orang lain, maka yang bisa dilakukan oleh kita adalah dengan cara kita menyelesaikan permalahan kita pada orang lain dan memohon maaf. Kemudian, untuk jenis dosa yang ketiga ini merupakan yang perlu diperhatikan sekali. Pasalnya, dosa ini menyangkut kesalahan orang lain yang  berakibat pada dosa kita. Seperti halnya, ketika masih ada orang kafir, orang berzina, orang mencuri, orang membunuh, maupun hal-hal yang tidak baik lainnya. Dengan masih adanya orang seperti itu dan kita tidak melakukan apa-apa yang sesuai dengan syariat islam, maka hal itulah yang membuat dosa orang disekeliling kita.

Di akhir sesi, ustadz aries menyampaikan terkait perumpamaan riba dan bagaimana kita harus menjalankan fardhu kifayah seperti halnya ketika ada orang meninggal. Beliau menyampaikan,  bahwasanya, “Menggugurkan fardhu Kifayah itu tidak bisa, namun bisa menggugurkan Dosa Kifayah”

Sesi Ketiga

Sesi ini membicarakan “Pahala Investasi” oleh Ustadz Muhammad Fuad, S.Pt. Pada sesi ini, mula-mula beliau meminta kami untuk banyak merenung perjalanan hidup manusia akan apa yang sudah pernah kita lakukan selama hidup. Dimana pada sesi inilah, kita diajak untuk menghitung apa saja pahala yang sudah didapatkan dan bagaimana waktu yang sudah dipertaruhkan dalam hidup. Beliau juga menyampaikan, bahwasanya “semua manusia yang meninggal itu pasti akan menyesal”. Dan orang yang menyesal itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : kelompok yang paling berat penyesalannya (orang-orang kafir), kelompok yang berat penyesalannya (khusus muslim yang nanti akan ditimbang semua amal baiknya baik itu buruk dan baik). dan kelompok yang ringan penyesalannya (muslim yang amalan baiknya banyak)

Terkahir beliau menyampaikan, bahwa “Amalan yang paling ringan adalah berdakwah untuk mengajak orang dalam kebaikan”

Sesi Keempat

Kalau bisa dikatakan, pada sesi terakhir yang disampaikan oleh H.Dr. Anshori ini lebih banyak menyampaikan terkait motivasi untuk bersikap sebagai pengusaha muslim yang baik. Beliau ini merupakan ASN (Aparatur Sipil Negara) Dokter yang dulunya juga pernah melakukan kesalahannya dalam bisnis pada penggilingan padi, yang berakibat pada penipuan yang dilakukan dalam hal pengemasan beras dan aksinya hasil dari suap kerjasama dengan BULOG. Pada saat itu, kalau dalam kekayaan dan istrinya seorang pimpinan Bank sebenarnya sudah lebih dari cukup. Namun, setelah beliau mencoba menghitung-hitung ulang hasil yang diperoleh itu seperti tidak sepadan dengan apa yang sudah dilakukan. Diketahui, ternyata beliau menyadari ada kesalahan yang pernah diperbuat dari mulai terkiat bisnis penggilingan padi dan hidup berfoya-foya yang akhirnya membuat hati gelisah serta  tidak tenang. Lain halnya itu, beliau juga menyimpulkan “buat apa banyak uang yang didapatkan, kalau justru hal itu bisa membuat hati gelisah dan tidak tenang.”

Beliau juga mengatakan, bahwa ada sikap yang harus ada dan dimiliki oleh pengusaha muslim. Diantanya yaitu bersikap profesional dan dalam melakukan bisnis harus berbasis syariah (menerapkan prinsip-prinsip islam). Terkahir, jangan lupa ketika kita bisnis itu harus disertai dengan mengaji dan berdakwah kepada orang disekitar kita.

Tagged , , , , , ,