Akademik, My Story

Jangan Kau Sia-siakan Kesempatan Itu

Kadang kala setiap kali kita mau ikut lomba atau diajak oleh teman awalnya memang masih ada rasa malu – malu atau bahkan merasa malas. Beberapa yang saya lihat dari teman satu kelas atau bahkan pada masa tahun itu jarang anak – anak yang mau berpartisipisasi lomba baik itu tingkatnya local maupun nasional. Padahal dalam hal berpartisipasi dalam lomba bahkan sampai menjuarai ada nilai plus sendiri yang dapat digunakan dalam mengikuti pendaftran studi lanjut kuliah atau dalam mendaftar pekerjaan. Di lain itu justru ada beberapa perguruan tinggi yang menawarkan beasiswa kepada siswa yang berprestasi salah satunya yang mendukung adalah kejuaran saat mengikuti perlombaan.

Bersyukur saya termasuk salah satu orang yang pernah berpartisipasi lomba sewaktu di MA Alhikmah 02 Benda. Notabenenya dengan berada dikelas unggulan IPA Emercy memang sungguh luar biasa anak – anaknya karena memang dari siswa pilihan. Bukan berarti selain aktif dalam hal akademik, tetapi aktif juga berpartisipasi dalam berlomba. Justru cendurung pada masa itu partisipasi dalam hal mengikuti perlombaan cukup kurang. Sehingga perlu dipertanyakan masalah yang terjadi dari keadaan itu. Apakah masalah itu berasal dari pengajaran gurunya yang kurang atau justru dari anak didiknya sendiri yang memang belum berani untuk berpartisipasi.

Berawal dari beberapa pengalaman orang – orang yang sukses, yang salah satunya dari mereka yang menjuari sebuah ajang perlombaan. Sehingga disitulah saya mempunyai motivasi sendiri untuk berusaha bisa mengikuti perlombaan yang ditawarkan oleh guruku. Walaupun hasilnya itu belum memberikan yang terbaik, tetapi sudah menunjukan bahwa kamu sudah menunjukan yang maksimal dalam mengikuti perlombaan.

Ada dua ajang perlombaan yang menurut saya mengesankan walaupun memang belum mendapatkan hasil yang terbaik. Tapi dari situlah saya merasa belajar bagaimana belajar untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah yang baik dan benar dengan dibimbing oleh guru dan mengikuti kompetisi tingkat nasional dengan peserta lebih dari 1000.

Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diadakan oleh CSS MORA UGM inilah ajang lomba LKTI yang pertama saya ikutkan semenjak duduk dibangku sekolah. Awalnya memang terlihat sepertinya cukup sulit, karena memang dari mulai kita disuruh membuat inovasi baru dari mulai latar belakang, tujuan, manfaat, metode, tinjauan pustaka hingga pembahasan itu memang butuh adanya suatu pemikiran yang bisa dibilang tidak cepat jadi. Tapi memang harus membaca dari berbagai referensi baik dari guru, buku maupun dari intenet untuk menunjang apa yang akan kita kerjakan.

Saat itulah saya yang duduk dibangku kelas 3 emercy bergabung dengan dua teman lainnya yaitu Abdul Fatah kelas 1 Emercy dan Muhammad Aulia Fahmi kelas 3 emercy dengan dibawah bimbingan guru kimia Emercy yaitu Ibu Wiwi. Pada saat itu Bu wiwi memberikan saran untuk kita membaca buku-buku dan dipinjamkan contoh – contoh karya tulis ilmiah yang bisa menjadi bahan untuk membuat LKTI.

Sedikit demi sedikit akhirnya kami pun mulai berpikir menemukan sebuah ide yang berkaitan dengan “Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Santri Pondok”. Disitulah kami pun sambil mencari referensi kami mencoba untuk diskusi beberapa guru antara lain Pak Sulkhi selaku guru Bahasa Indonesia Kelas Emercy yang mana beliau menjelaskan terkait akan teknologi Informasi dan Pondok. Begitu pula diskusi dengan Pak Silahuddin selaku guru Bahasa Indonesia Kelas IPS ini banyak memberikan saran terkait kepenulisan karya tulis ilmiah.

Kurang lebih dua minggu kami bolak –balik dari pagi hingga larut malam untuk menyelesaikan karya tulis. Belum lagi karya tulisnya dikumpulkan baik hardfile dan softfile. Sehingga pada saat itu kita perlu media untuk bisa menulis hasil idenya. Bersyukur pada saat itu Aliyah yang mempunyai fasilitas Multiedia Komputer dan Internet mau meminjamkan kami untuk memakainya. Kadang kami mengerjakan hampir larut malam. Padahal tugas sekolah juga banyak, sehingga perlu adanya memanajemen waktu yang baik agar nantinya tidak ada yang disampingkan, dan semua bisa dijalankan dengan lancar.

Terlebih pada saat pengumpulan deadline kami masih menyibukkan untuk mengurus dokumen yang akan dikirimkan. Akhirnya pengiriman ditunda besok hari. Kebetulan saja Bu wiwi yang mana alumni CSS MORA UGM juga sempat menghubungi panitia untuk memberikan kesempatan satu hari karena telat pengiriman. Bersyukur panitia pun mengizinkan untuk kami bisa mengirim besok.

Selang beberapa minggu kemudian, pengumuman lomba pun diumumkan. Hasilnya memang belum keberuntungan kami. Entah karena kita telat pengiriman ataupun memang dari karya yang kita buat masih ada yang kurang. Tetapi saya dan tim saya justru menerima dengan baik, mungkin untuk saat itu belum rezekinya kami untuk bisa menjadi finalis pemenang lomba. Mungkin Allah akan memberikan yang terbaik dikesempatan lain. Amien

Perlombaan lain pun pernah saya ikuti dalam ajang lomba Matematika Tingkat Nasional di UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) di Purwokerto. Pada saat itu memang pesertanya cukup banyak. Sehingga tidak lain harus bekerja keras untuk belajar soal – soal matematika agar nantinya saat mengerjakan soal bisa dijawab dengan baik. Pada saat itu memang belum keberuntungan juga. Ternyata nilaiku masih jauh dari yang lain. Kami saat itu berangkat bertiga dan didampingi oleh Pak wahid selalu guru fisika kelas Emercy.

Tetapi disitulah kami sudah merasa berbangga dapat berpartisipasi mengikuti kegiatan lomba tingkat nasional sekaligus juga mendapat sertifikat peserta lomba. Dengan sertifikat itulah dapat menjadi salah satu penghargaan saat berada di bangku SLTA.

Sekali lagi rasa terimakasih saya ucapkan kepada teman – teman dan guru – guru Emercy yang telah memberikan semangat dan membantu dalam hal menunjang untuk selalu berkarya demi memberikan perubahan baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain. Tak lupa juga kepada kedua orang tua yang selalu mendukung hingga sampai pada titik menuju kesuksesan.

Seruan kepada adik –adik yang masih dalam bangku sekolah mulailah untuk mencoba gali potensi diri dengan bertanya kepada diri sendiri ataupun kepada orang disekeliling kita kira- kira kemampuan apa yang saya miliki. Janganlah takut untuk tampil maju kedepan, karena suatu saat pasti kita akan dihadapkan dengan suasana seperti itu. Maka dari itulah kapan lagi kalau sekarang bisa dilakukan, dari pada menunggu sampai kesempatan itu hilang.

Tagged , , ,