My Story, Travelling

Persiapan Menuju Festival Tari Internasional di Tainan, Taiwan

Tim Keberangkatan

PERSIAPAN

Awal mula kami mengikuti festival ini, semenjak bulan Januari 2016. Dimana ada dua festival pada saat itu yang sedang menjadi proyek Rampoe UGM tersebut, antara lain NYIFF Taiwan dan festival di Malaysia bernama FESCO. Dan, saya sendiri sebenarnya mengikuti FESCO(Festival Colour of The World) di Malaysia terlebih dahulu. Pasalnya, FESCO diadakan pada Bulan April, sedangkan NYIFF itu masih cukup lama kurang lebih setengah tahun lebih. Pastilah akan banyak waktu yang tersita dan harus bisa membagi waktu itu sendiri. Sedangkan fesco, kami cukup berlatih kurang lebih 1 bulan.

Tim Keberangkatan Diplomasi Taiwan

Namun, usai kami mengikuti festival di Malaysia. Ternyata ada kabar bahwa teman-teman yang akan berangkat ke Taiwan beralih ke Kompetisi Tari Internasional yang ada di Eropa. Sehingga, dari pihak Rampoe UGM perlu mengadakan oprec kembali untuk keberangkatan yang ada di Festival Taiwan. Dengan berani, aku pun mendaftar lagi dan akhirnya diterima dengan 29 orang lainnya. Kebetulan, memang hanya dibutuhkan kuota 30 orang yang dapat mengikuti festival ini.

Selama kurang lebih 5 bulan dari bulan mei – september, adalah waktu dimana kami harus berproses dari mulai persiapan latihan, tiket pesawat dan lainnya. Mengingat, festival ini bukan sembarang penampilan-penampilan biasa yang kadang kita tampilkan di Jogja maupun di daerah sendiri. Sehingga, perlu ada keseriusan dan kerja ekstra dalam latihan. Ditambah lagi, beberapa dari kami notabenenya merupakan anggota baru yang masih baru belajar tarian di tingkat dasar.

Tepatnya pada akhir bulan april, dimana pertama kali kami berkumpul untuk saling mengenal satu sama lain. Dan pastinya, akan ada bahasan yang akan disampaikan untuk kelanjutan langkah berikutnya. Dimana akan adanya pemilihan ketua diplomasi, manajer, offcial, dan divisi lainnya. Mengapa dibentuk seperti itu, selama proses kedepan akan ada kebutuhan yang nantinya harus dipenuhi. Semisal saja, ketua diplomasi bertugas sebagai mengkoordinir divisi, manajer dan offcial lebih kepada pemantau pihak luar negeri dan anggota, sekretaris dan bendahara, humas sebagai penghubung pihak taiwan dan di jogja, transport yang menanggung segala masalah akomodasi tim, divisi latihan untuk mengatur jalannya tarian, dokumentasi sebagai yang mengarah ke bagian foto dan desain-desain, perlengkapan untuk melengkapi yang kurang dan dibutuhkan, dan terakhir divisi sponshorship sebagai pembantu pemasukan dana.

Dari beberapa divisi yang ada saya terpilih menjadi bagian Transportasi dengan Rizal dan Via. Sehingga, terkait pembuatan visa dan passport, Bus Jogja-Jakarta PP, Tiket Pesawat, Perjalanan di Taipei Taiwan. Kami-lah dari Transportasi yang akan mencoba membantunya. Lain halnya divisi yang kita bahas, dalam pertemuan awal pun kami membahas terkait kapan mulai latihan dan perizinan selama proses diplomasi. Dimana, pada saat itu ada waktu liburan dan beberapa ada yang akan melaksanakan kegiatan kuliah diluar jogja. Sehingga, perlu ada kordinasi terkait hal itu.

Sempat merasa bingung sih awalnya, dimana saya masih ragu untuk melanjutkan kegiatan ini atau tidak. Pasalnya, selain kami harus meluangkan waktu untuk berlatih menari. Kami pun mempunyai kewajiban untuk membayar iuran hingga berjumlaah jutaan. Dimana uang itu, nantinya akan dibuat untuk membuat visa, biaya bus dan tiket pesawat. Bersyukur, untuk pembuatan passport sudah saya buat cukup lama. Sehingga, saya tidak perlu membuat passport kembali. Namun begitu, karena saya termasuk dalam bagian transport, sehingga saya harus membantu dalam proses pembuatannya. Mengenai passport mudah memang pembuatannya, karena hampir sebagian dari kami sudah pernah membuat dan mempunyai passport. Sehingga, dalam waktu 2 minggu kedepan untuk passport sendiri sudah ada semua untuk anggota tim Keberangkatan. Justru, yang di tekankan kali ini adalah pada saat kami membuat visa, pesan bus, dan tiket pesawat.

Passport

Mengenai visa, pada saat itu sebenarnya sudah ada yang pernah buat juga. Namun, visa  yang pernah dibuat itu lain negara dan biasanya setiap masing-masing negara kadang ada perbedaan sendiri mengenai syarat-syaratnya. Bersyukurnya, ada salah satu agen di Jogja yang kebetulan sangat membantu kami dalam hal pembuatan visa taiwan tersebut. Kami cukup melengkapi persyaratan visa tersebut, dengan nantinya kita tidak perlu ke jakarta. Namun segala biaya yang kita bayarkan pada saat itu, sudah termasuk dalam biaya pembuatan. Kalau tidak salah, kami dulu membayar uang sebesar 800 rb. Pembuatan visa, kami lakukan pada bulan agustus 2016, mengingat dari pihak agennya kalau bisa sekitar 1 atau 2 bulan sebelum berangkat.

Visa

Berbeda lagi, dengan tiket pesawat yang notabenenya kami harus menyiapkan uang untuk dapat membooking tiket pesawat ini. Pasalnya, uang yang diberikan oleh Pihak NYIFF Taiwan sendiri itu belum bisa kami ambil sekarang. Uang itu akan berada ditangan kami, ketika kami sudah berada di Taiwan. Sehingga, mau tidak mau kami harus mencoba mencari sendiri uang untuk biaya tiket pesawat. Dari mulai meminta uang kepada orang tua, dari sponshorship, maupun pinjam ke orang lain. Terlebih lagi, dalam memilih dan menentukan penerbangan memang cukup rumit. Masing-masing orang mempunyai pilihan dan selera sendiri, dilihat dari kenyamanan pesawat, transit bandara maupun harga yang dicantumkan.

Bersyukurlah, pada saat menjelang 1 bulan keberangkatan, visa telah jadi dan sudah bisa kami ambil. Sedangkan pesawat, akhirnya kami naik pesawat Chatay Pasific dengan transit beberapa jam di Hongkong. Syukurlah, apabila semua diselesaikan. Tinggal bagaimana dari kami sendiri untuk mempersiapkan mental nantinya saat sudah berada di Taiwan.

LATIHAN DAN STREET PERFORMANCE

Untuk latihan, dapat dikatakan cukup padat sekali selama menuju keberangkatan. Sebelum menuju lebaran, latihan dilakukan selama 4 kali dalam seminggu dan biasanya dilakukan pada malam hari setelah shalat maghrib pada saat itu. Bahkan latihan pun pernah di ubah menjadi 3 kali, mengingat kondisi setiap masing-masing orang berbeda. Bahkan, ketika saat menjelang liburan Hari raya Idul Fitri. Terpaksa beberapa dari kami ada yang izin tidak mengikuti latihan terlebih dahulu, perihal ada yang menjalankan KKN(Kuliah Kerja Nyata) dan ada yang memang adakeperluan mendadak di Kampung Halaman.

Saya sendiri, pada saat itu sedang menjalankan KKN. Sehingga saya diizinkan untuk tidak mengikutinya terlebih dahulu. Hanya saja, ada hal yang berubah selama saya menjalan KKN. Dimana, ada salah satu anggota yang mempunyai kelebihan dibidang menyanyi dan penggendang terjadi masalah pada saat itu. Sehingga, yang mulanya saya hanya sebagai penari kemudian ditarik untuk menjadi penyanyi juga. Begitupun yang penggendang, terpaksa ada yang harus diganti juga. Awalnya cukup bingung ketika harus menerima atau tidak, pasalnya selama saya berada di Komunitas Tari ini sekalipun saya belum pernah menjadi Penari(Syeh). Namun, karena ini sudah menjadi keputusan tim. Akhirnya saya menerima dan berusaha untuk mencoba yang terbaik dalam menampilkan.

Lain halnya latihan, kami pun dalam hal mencari dana tambahan keberangkatan. Kami melakukan kegiatan semacam Ngamen atau bahasa gaulnya Street Performance(SP). Dari humaslah yang rajin untuk mencari tempat-tempat yang dapat kami lakukan untuk tampil. Bersyukur, pada saat itu beberapa kali kami ditawari untuk tampil di Galeria Jogja City Mall dan Lapangan Alun-Alun Kidul. Bisa dikatakan, uang yang kami hasilkan sudah lumayan besar lah.

Video saat Latihan : Video 1, Video 2, Video 3,

Video Street Performance : Video 1, Video 2, Video 3, Video 4, Video 5, Video 6,

GELAR PAMIT

Tak jauh berbeda dengan Diplomasi yang diadakan oleh Rampoe UGM, dimana disetiap keberangkatan ke Luar Negeri pastilah akan diadakannya GELAR PAMIT. Gelar Pamit ini diadakan pada saat anggota Tim Keberangkatan akan berangkat menuju tempat yang akan dituju. Pada saat itu, gelar pamit diadakan pada tanggal 1 oktober dan kami akan berangkat dari Jogja pada tanggal 4 oktober. Di Gelar pamit kali ini, ternyata kami tidak sendiri. Mengingat, diplomasi Eropa yang akan berangkatan setelah kami yaitu pada bulan November. Sehingga, untuk menghemat waktu acara gelar pamit. Acara gelar pamit pun dijadikan menjadi satu.

Di gelar pamit ini ada beberapa rangkaian acara, dari mulai pembukaan hingga penampilan dari masing-maisng tarian. Dan pastinya acara ini turut mengundang dosen dari pihak fakultas dan universitas. Kami pun mengundang organisasi lain dan teman-teman dekat kami juga. Ditambah lagi, penonton juga akan merasa senang untuk menghadiri acara ini. Pasalnya, tidak hanya sambutan-sambutan yang disampaikan. Kami pun menampilkan tarian-tarian yang akan di tampilkan oleh pihak Diplomasi Taiwan dan Eropa.

Berfoto Bersama 2 Diplomasi Budaya Rampoe UGM

Harapan terakhir sebelum berangkat, semoga setiap masing-masing diplomasi ini dapat berangkat aman dan tidak adanya kendala. Kemudian, selama proses diplomasi dapat memberikan penampilan yang terbaik, dapat membawa nama baik indonesia ke kancah internasional, dan pastinya akan dapat pengalaman lebih yang dapat dibagikan kepada orang lainnya. lain halnya itu, kami pun sempat meluangkan waktu foto studio tim terlebih dahulu di Gibran exclusive photo studio.

Pada hari minggu(02/10), sekitar pukul 10 kami melakukan Gladi kotor sebelum keberangkatan. Gladi klotor yang kami lakukan, antara lain mulai dari parade keliling GSP(Grha Sabha Pramana) UGM dan dilanjutkna dengan latihan serta evaluasi. Selanjtnya di sore hari pukul 16.00 sore kami ada packing koper tim, dimana kami yang harus dipersiapkan oleh bagian perkap adalah Baju Adat, Kostum 2 set (1 set cewe & 1 set cowo), obat2an, make up, souvenir. 2 koper besar 2 koper kecil.

Tak lupa, untuk adanya koordinasi satu sama lain antar diplomasi budaya yang ada di Rampoe UGM. kami pun sempat mengadakna kumpul bersama dengan tujuan untuk sharing bersama akan  kemajuan masing-masing diplomasi. Sharing diplomasi dipresentasikan oleh masing-maisng ketua diplomasi. Harapan diadakannya kumpul seperti ini, agar kedepannya selama berkegiatan dapat memahami dan membantu sama lain. Diakhir sesi kami melakukan foto bersama.

Hari Senin(03/10), sekitar pukul 3 sore kami melakukan packing koper agar nantinya bisa kita siapkan untuk keberangkatan besok selasa(04/10). Selain itu, kami juga perlu menimbang masing-masing koper, agar nantinya saat pengecekan bagasi tidak berlebih barang yang kami bawa.lain halnya itu, untuk memberikan kemudahan agar barang kami tidak tercecer atau mudah mengambilnya saat turun dibandara dengan cara memasang sticker dan pita yang telah disiapkan. Barulah, dimalajm harinya sekitar pukul 19.30 kami melakukan briefing sebelum keberangkatan esok hari. Setelah itu, barang-barang yang sudah selesai dimasukkan dalam ruangan yang telah kami pinjam dari pihak kampus. Barulah setelah itu kami kembali ke rumah masing-masing untuk mengecek barang-barang kembali dan istirahat. Tidak terasa, waktu sunggulah cepat sekali.

Video Rampoe UGM: Wujudkan NYIFF 2016

Tagged , , , , ,